~StevSeno~

Powered By Blogger

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis sehingga pembaca atau pendengar dapat menerima maksud / arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara.

Suatu kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar.

SYARAT-SYARAT

1.    KESATUAN GAGASAN

Maksud dari kesatuan gagasan adalah memiliki  subyek, predikat, serta unsur-unsur lain objek dan predikat yang saling terikat serta membentuk kesatuan tunggal. Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan).

Contoh Kesatuan Gagasan :

a)    Kesatuan Tunggal
Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari, betapa kasih sayang dari orang tua itu seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak kehidupan kita.

b)    Kesatuan Gabungan
Shelly telah mencuci pakaiannya jam sembilan pagi, dan telah menyiapkan sarapan untuk adiknya.

c)    Kesatuan yang mengandung pertentangan
Ayah bekerja di perusahaan mobil, tetapi ia tidak senang dengan pekerjaannya itu.

d)    Kesatuan Pilihan
Rizky diperbolehkan membawa mobil, ataupun memilih untuk membawa motor.

Yang Tidak Jelas Kesatuan Gagasannya :
Coba perhatikan kalimat berikut, gagasannya tidak jelas atau kabur.
Di daerah-daerah sudah mempunyai Lembaga Kesehatan.

2.    Koherensi Yang Baik dan Kompak

Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu. Kesalahan yang seringkali juga merusakkan koherensi adalah menempatkan kata depan, kata penghubung yang tidak sesuai atau tidak pada tempatnya, penempatan keterangan aspek yang tidak sesuai dan sebagainya.

Dalam kesatuan pikiran lebih ditekankan lagi struktur, atau interelasi antara kata-kata yangmenduduki sebuh tugas dalam kalimat. Oleh karena itu sebuah kalimat dapat mengandung sebuah kesatuan pikiran, namun koherensinya tidak baik.

Koherensi rusak karena tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat. Contoh :

•    BAIK : Anak yang paling kecil itu memukul temannya dikelas kemarin pagi, dengan sekuat tenaganya.
•    TIDAK BAIK : Anak yang paling kecil itu memukul dengan sekuat tenaganya kemarin pagi di kelas temannya.

Temannya kemarin pagi di kelas anak kecil memukul dengan sekuat tenaga. Demikian pula pemisahan anak yang paling kecil dari kata tersebut juga akan merusak koherensi kelompok kata dalam kalimat.
Kepaduan sebuah kalimat akan rusak pula karena salah mempergunakan kata-kata depan, kata penghubung dsb. Contoh :

Anaknya melawan kepada orang tuanya. Seharusnya kalimat ini tanpa pemakaian kata “kepada”. Makanan 4 sehat 5 sempurna perlu bagi tubuh kita. Sebaiknya kalimat ini pemakaian kata “bagi” diganti dengan kata “untuk”.

Kesalahan lain yang dapat merusak koherensi adalah pemakaian kata, baik karena merangkaikan dua kata yang maknanya tidak tumpang tindih, atau hakekatnya mengandung kontradiksi. Contoh :
Banyak para pengguna sepeda motor tidak mentaati peraturan lalu lintas. Makna banyak dan para tidak tumpang tindih.

Suatu corak kesalahan lain yang sering dilakukan adalah salah menempatkan keterangan aspek (sudah, telah, akan, belum, dsb) pada kata kerja tanggap. Contoh:
Farida sudah menyapu lantai hingga bersih. (baik)
Sudah Farida sapu lantai hingga bersih. (baik)
Farida sudah sapu lantai hingga bersih. (kurang baik)
Lantai itu Farida sudah sapu hingga bersih. (salah)

3.    Paralelisme

Paralelisme atau kesejajaran sangat penting artinya bagi kejelasan kalimat. Paralelisme diperlukan dalam kalimat-kalimat yang mengandung rincian. Untuk mewujudkan adanya kesejajaran, kata-kata yang merupakan rincian atas salah satu fungsi kalimat hendaknya dinyatakan dalam bentuk yang sama atau sejajar. Contoh :
Proyek raksasa itu membutuhkan dana yang besar, waktu yang lama, dan keterampilan para pekerjanya. (salah)

Proyek raksasa itu membutuhkan dana yang besar, waktu yang lama, dan para pekerja yang terampil. (benar)

4.    KEHEMATAN

Kehematan adalah adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna yang dimaksud. Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya sedikit, sebaliknya dikatakan tidak hemat kerena jumlah katanya terlalu banyak.

Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca atau pendengar. Dengan kata lain, tidak usah menggunakan belasan kata, kalau maksud yang dituju bisa dicapai dengan beberapa kata saja.
Oleh karena itu, kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan. Untuk penghematan kata-kata hal-hal berikut perlu diperhatikan.
a) Mengulang subjek kalimat
b) Hiponim dihindarkan
c) Pemkaian kata depan ‘dari’ dan ‘daripada’.

Contoh : Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu.Dalam kata mawar, anyelir,dan melati terkandung makna bunga. Beberapa hal yang perlu dihindari :
•    Hindari pengulangan subjek
Contoh : Saya datang agak terlambat sehingga tidak dapat mengikuti acara pertama.
•    Hindari pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
Contoh : Ayah saya dilahirkan pada Jumat 17 Agustus 1945.
•    Hindari kesinoniman yang tidak diperlukan dalam satu kalimat.
Contoh : Sejak dari tadi dia hanya bermenung saja.
•    Hindari penjamakan yang tidak diperlukan pada kata yang sudah bermakna jamak.
Contoh : Banyak gedung-gedung pencakar langit di Jakarta.

5.    KECERMATAN

Cermat dalam pemilihan dan penggunaan kata-kata.
•    Tepat : Ayah sedang memandang keindahan alam pegunungan.
•    Tidak menimbulkan penafsiran ganda : Dia adalah istri Pak Lurah-yang baru

6.    KESEJAJARAN

Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.

Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah :

i.    Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
ii.    Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

7.    PENEKANAN

Kata yang dipentingkan harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur yang lain. Kata penting itu misalnya inti pikiran yang terkandung dalam tiap kalimat (gagasan utama). Namun masih terdapat beberapa cara yang dapat dipergunakan untuk memberi penekanan itu, baik dalam bahasa lisan maupun dalam bahasa tulisan. Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan. Beberapa metoda penekanan antara lain :

•    Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh : Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
•    Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh : Kami pun turut dalam kegiatan itu.

•    Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh : Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.

•    Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh : Anak itu tidak malas, tetapi rajin.

8.    KEPADUAN

Kepaduan pernyataan dalam kalimat sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.

•    Tidak bertele-tele
Contoh : Penetapan bahasa persatuan kita sangatlah mudah. Pada masa perjuangan, rakyat Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke merasakan senasib, seperjuangan, serta satu cita-cita. Dengan kesadaran itu dan pemikiran yang mantap, rakyat Indonesia menetapkan bahasa nasional tersebut sebagai bahasa persatuan.

•    Menggunakan pola aspek+agen+verba
Contoh : Surat itu sudah saya baca.
Tidak menyisipkan kata di antara predikat dan objek pada kalimat transitif.
Contoh : Mahasiswa harus menyadari pentingnya perpustakaan

9.    KELOGISAN

Kalimat yang efektif adalah kalimat yang memperlihatkan logika yang balk. Logika atau penalaran adalah proses berpikir yang baik dan teratur. Sebuah kalimat yang tidak menunjukkan keteraturan berpikir penuturnya adalah kalimat yang tidak efektif. Contoh :

•    Pengunjung pergelaran seni tari tradisional hampir mencapai seratus dua puluh ribu orang lebih. (salah)
•    Pengunjung pergelaran seni tari tradisional hampir mencapai seratus dua puluh ribu orang. (benar)
•    Pengunjung pergelaran seni tari tradisional mencapai seratus dua puluh ribu orang lebih. (benar)

Categories:

Leave a Reply