~StevSeno~

Powered By Blogger

Kita tak bisa menyangkal bahwa uang memang penting. Uang harus dicari, bahkan dikejar agar bisa mencukupi makan, hidup dengan kecukupan, menikmati pelayanan kesehatan, dan mendapatkan pendidkan yang baik. Namun disatu sisi, kita sama-sama mengetahui bahwa masyarakat menilai rendah orang yang katanya "mata duitan" karena dianggap tamak / rakus, bahkan tidak bermoral. Secara bersamaan, kita juga dibuat terheran-heran menyaksikan gejala akhir-akhir ini, betapa orang dengan “Deposito” banyak hasil korupsi bisa berekspresi tenang-tenang saja, tampil di public dengan percaya diri, seakan yakin bisa menyogok siapa saja di dunia ini. Kita memang tidak lagi terkejut, saat seorang mantan menteri secara blak-blakan mengatakan bahwa berpolitik di negara kita sudah sulit tanpa memperhitungkan peranan uang. Dalam kampanye, tidak lagi malu-malu untuk membayar orang lain agar bisa mendapatkan dukungan? Banyak orang mengatakan bahwa orang yang mempunyai uang cenderung tampak lebih nikmat daripada yang tidak mempunyai uang. 

Secara tidak langsung kita mengakui bahwa uang memang berkuasa dan mempunyai kekuataan. Kita tahu ada pepatah, “those with the gold make the rules.” Hal tersebut dapat dibuktikan secara langsung dalam segi pembuatan undang-undang negara yang terjadi pembedaan tujuan awal yang dulunya pembuatan undang-undang untuk kepentingan umum menjadi sekarang kepentingan bisnis. Seperti kasus peperangan yang melanda sekarang bukan hanya didasari oleh pertengkaran atau batas wilayah yang dilanggar  akan tetapi semua itu kembali pada soal uang. 

Pada akhirnya bukankah banyak atau sedikit, berguna atau tidaknya, serta nilai uang akan kembali ke setiap individu. Cukup atau tidaknya tergantung pada banyaknya pengeluaran dan selera orang itu. Kita harus membuka mata, banyak orang berpengaruh tanpa harus mengeluarkan uang. Uang dapat memiliki segalanya dan memberi kekuatan serta membawa pengaruh bagi diri kita merupakan suatu paham lama dan sungguh tertinggal zaman. Di dalam manajemen perubahan mengatakan : “- in business as well as in politics-is that these three much-celebrated resources are almost always overvalued as tools for leading change and making an impact. 

The surest way to fail is to rely for your success on money, power, and fame.” Seperti peribahasa berikut : “it is never about you. It is always about the mission. And people will follow you if you are prepared to get a mission done, something with a goal that is a little bit beyond the reach of all of us.” Hanya ambisi, misi, dan karya kita serta simpati dan rasa hormat, yang memberikan kita kekuatan dan pengaruh. Pedomannya adalah orang yang ingin berpengaruh, dan bisa membawa pengaruh untuk orang lain dibuat melalui respek yang tumbuh terhadap dirinya. “First you get the respect. Then you get the power. After you get the power, the money will follow you.”

   

Categories:

Leave a Reply